mapel



Rabu, 24 Juli 2013

ilana's

GADIS MUSIM GUGUR
Oleh Jihadah Sidrani


Resensi Autumn In Paris
















Judul                     : Autumn In Paris 
Pengarang              : Ilana Tan
Penerbit                : PT Gramedia Pustaka Utama   
Tahun Penerbit       : 2007        
Tebal Halaman       : 272 halaman

Genre               : Metropop
Harga               : Rp 38.500


Kisah ini ditulis oleh seorang penulis bernama Ilana Tan,Autumn in Paris adalah novel ketiga dari empat novelnya yang selalu berkaitan. Setiap musim memiliki kisahnya, seperti Summer In Seoul, Winter In Tokyo dan Spring In London. Selain menulis novel ia juga suka menulis cerpen, ia penggemar film,buku dan bahasa asing. Kini IlanaTan menetap di Jakarta dan bekerja di bidang yang disukainya.Dalam setiap novelnya Ilana tan tidak pernah mencantumkan identitasnya secara lengkap dan terkesan misterius.
 Melihat sekilas judul dari kisah ini tentu terdengar unik, ternyata novel ini mengisahkan seorang gadis yang menyukai Paris dan musim gugur tetapi ia bertemu dengan pria yang membenci musim gugur dan Paris, mereka terpesona satu sama lain. Tetapi ternyata ada benang penghubung antara mereka di masa lalu.

           Tara Dupont atau biasa dipanggil Victoria Ma Cherie oleh ayahnya adalah tokoh utama dalam novel ini, ia gadis berdarah campuran Indo - Prancis. Ibunya keturunan Indonesia, sedangkan ayahnya berkebangsaan Perancis. Tara Dupont  tinggal di Paris hidup bersama ayahnya dan bekerja sebagai seorang penyiar di stasiun radio yang cukup terkenal. Ia sangat menyukai paris dan musim gugur.  Kedua orang tuanya sudah lama bercerai yakni 12 tahun lalu saat Tara berusia 12 tahun. Saat ini Tara bekerja di sebuah stasiun radio terkenal di Paris. Ia dikenal sebagai gadis periang, unik, menarik dan suaranya merdu, yang juga tidak kalah mengesankan Tara menguasai 3 bahasa, yaitu Bahasa Indonesia, Bahasa Prancis dan Bahasa Inggris. Di Paris Tara memiliki beberapa sahabat bernama Elise salah satu rekan kerjanya di stasiun radio yang juga seorang penyiar radio dan Sebastian anak dari salah satu teman ayah Tara. Mereka berdua bagaikan kakak adik, Sebastian adalah orang yang paling mengenal Tara, tidak heran bila Tara jatuh hati pada Sebastian.
        
 Kehidupan cinta Tara tidak berakhir pada Sebastian. Itu semua berawal dari pertemuan Tara dengan pria Jepang bernama Tatsuya Fujisawa. Tara dan Tatsuya berjumpa secara kebetulan. Awalnya secara tidak sengaja Tatsuya berjumpa dengan Tara di sebuah kafe di Bandara Charles De Gaulle.
Tatsuya Fujisawa, seorang arsitek yang sedang bekerja di Paris, teman dari kakak angkat Tara. Tatsuya adalah seorang lelaki Jepang yang membenci musim gugur di Paris, namun pertemuannya dengan Tara mengubah pendiriannya tentang musim gugur di Paris. Ia menyukai musim gugur di Paris karena Tara. Merekapun menjadi semakin dekat dan cocok tanpa disangka-sangka. Masa-masa indah mereka lalui bersama, berjalan-jalan ke tempat-tempat indah di Paris, melihat pemandangan kota Paris yang romantis. Namun sayangnya, kekejaman takdir kehidupan membuat mereka berada dalam suatu dilemma. Masa lalu mereka yang tidak dapat diubah, menghancurkan cinta mereka.Tara maupun Tatsuya sama sekali tidak menyadari takdir yang menghubungkan mereka dengan masa lalu, adanya rahasia yang menghancurkan segala harapan, perasaan, dan keyakinan. Ketika kebenaran terungkap,hanya putus asa dan tak berdaya yang yang merelungi hati mereka.Kenyataan juga begitu menyakitkan hingga mendorong salah satu dari mereka ingin mengakhiri hidup.Sebuah kejadian telah membuka tirai masa lalu.Tatsuya harus menjauhkan diri dari Tara, walaupun ia merasa itu sangat sulit. Kenyataan yang pahit telah membuatnya bimbang. Sampai akhirnya Tara juga mengetahui kenyataan pahit tersebut dan cinta mereka berada dalam cobaan yang berat. Jalan yang buntu.
Novel ini merupakan salah satu novel yang patut untuk dibaca. Ceritanya memang menyedihkan dan mengharukan, namun tidak cengeng. Romantisme juga terasa sekali di dalam novel ini.  Cerita dari novel ini sangat menyentuh hati, bahkan pembaca sampai
berlinang air mata karena gaya tulisan yang digunakannya membuat para pembaca dapat merasakan kebahagiaan atau kesedihan yang dialami sang tokoh.  Seperti saat Tatsuya menuliskan perasaan di dalam surat dan mengirimkannya ke radio.Ilana Tan mengemas cerita ini dengan sangat menarik. Jalan ceritanyapun tidak mudah ditebak. Banyak juga pengetahuan mengenai kota Paris, yang mungkin akan berguna. Juga ada banyak kata-kata dalam bahasa Perancis yang dapat kita pelajari.Ilana juga melukiskan pemandangan kota Paris dengan kalimat yang indah, membuat kita menjadi penasaran dengan kota Paris dan ikut membayangkannya.Cover dari novel ini juga menarik dan sangat romantis dengan sepasang kekasih di musim gugur sedang duduk di taman kota Paris, membuat pembaca merasakan musim gugur yang damai dan tentram dengan dedaunan yang mulai berjatuhan.Cerita ini ditutup dengan sebuah kalimat sederhana yang mengandung arti dalam:Selama dia bahagia, aku juga akan bahagia. Sesederhana itu... Seandainya masih ada harapan – sekecil apapun untuk mengubah kenyataan, ia bersedia menggantungkan seluruh hidupnya demi harapan.
Intinya dari cerita ini bahwa kisah cinta tidak akan selalu indah seperti yang kita bayangkan, hal tak terduga pun dapat terjadi. Namun rasa cinta tidak akan pernah habis sampai kapan pun dan kepada siapa pun.

Kekurangan novel ini adalah gaya bahasanya terlalu baku seperti novel terjemahan sehingga kurang begitu memahami dan ending ceritanya pun sulit ditebak.